Halaman

blogads

Kamis, 17 Juni 2010

Diluncurkan Hari Ini, Honda PCX Dijual Rp. 32 Juta



Akhirnya, dengan bangga PT Astra Honda Motor (AHM) meluncurkan skutik terbaru sekaligus skutik premium pertama di Indonesia yaitu Honda PCX. Berlangsung di sebuah mall di Jakarta Selatan (16/6), PT AHM pun mengumumkan harga jual PCX.

Honda PCX ini dijual dengan Rp. 32 juta. Harga ini hanya sedikit lebih murah dari harga yang ditawarkan oleh importir umum (IU) yang sebelumnya telah menjual Honda PCX yaitu Rp 38 jutaan. Tingginya harga ini salah satunya adalah karena Honda PCX didatangkan secara utuh (CBU) langsung dari Thailand ke Indonesia.

Skutik mewah ini mengusung mesin 125cc dengan konfigurasi diameter piston 52,4mm dan stroke 57,9mm (sama dengan Supra X 125). Dan kompresinya tinggi menyentuh angka 11:1, yang artinya mengharuskan bahan bakar ber-oktan pertamax.

Honda PCX, telah menggunakan teknologi pengkabutan bahan bakar injeksi, PGM-Fi. Serta memiliki fitur “idling stop system,” bila perangkat ini diaktifkan lewat tombol di panel stang sebelah kanan. Maka mesin akan mati dengan sendirinya bila berhenti dalam keadaan idle selama 3 detik. Lalu bisa menyala secara otomatis ketika selongsong gas kembali diputar.

source: otomotifnet.com

Dua Hari Gelaran Heterogen Di Surabaya, 535 Scoopy Terinden



Honda Scoopy yang menjadi pelopor skuter retro modern di Indonesia ternyata mendapatkan respon positif diberbagai daerah di Indonesia. Bahkan hanya dalam waktu dua minggu setelah resmi diluncurkan tercatat sebanyak 3000 penginden. Begitu juga di Surabaya, antusiasme masyarakat para skutik imut ini juga sangat baik.

“Kami terkejut dengan respon pasar dan kami yakin bahwa skuter retro modern ini bisa diserap lebih besar,” papar Suwito, Direktur PT. Mitra Pinasthika Mustika, Main Dealer Honda wilayah Jawa Timur dan NTT.

Lewat acara “Heterogen (Hello Retro Generation) Honda” yang berlangsung di Surabaya Town Square, 12 – 13 Juni kemarin tercatat 535 penginden Honda Scoopy. “Jumlah tersebut kami terima selama dua hari acara berlangsung, kami usahakan dalam 1 bulan konsumen sudah menerima unitnya,” terang Suwito.

Untuk memperlancar daftar inden, pihak PT. MPM Motor menggunakan sistem inden portal. Yakni sebuah sistem yang memungkinkan konsumen dapat mengetahui nomor urut indennya sehingga tidak terjadi kerancuhan saat serah terima unit.

Momentum gaya hidup menjadi kunci utama pemasaran Honda Scoopy, pasalnya gaya hidup akan terus berputar seperti halnya gaya retro yang kembali naik daun. “Kami menyebutnya retro modern karena tetap mengutamakan fitur modern dalam kemasan gaya retro, serta mengikuti perkembangan pasar,” lanjut Yudhi, dari Promotion Departement PT Astra Honda Motor (AHM) yang turut hadir dalam acara ini.

Hingga saat ini 40% pangsa matik di Jawa Timur dipegang oleh Honda dan kehadiran line up baru Honda Scoopy ini diharapkan bisa menambah porsi pangsa Honda matik di Jawa Timur mencapai 55%. “Untuk mencapai angka tersebut, pihak AHM akan terus menambah kapasitas produksi supaya suplai unit tidak tersendat,” pungkas Yudhi yang berpenampilan santai ini.

Salah satu sesi menarik dalam Heterogen yakni test ride Scoopy. Totalnya ada 420 penggunjung tertarik mencoba besutan skuter matik retro modern ini. “Modelnya ngemesin dan kental dengan gaya retro, handling dan tarikannya ringan,” ungkap Alia yang tertarik untuk membeli Scoopy retro pink. Dan acara puncak Heterogen dimeriahkan penampilan langsung The Dance Company.

Naskah & Foto: Endar
(publish: otomotifnet.com)

Senin, 22 Februari 2010

Pilih mana? New Honda Beat vs Honda Beat




Kehadiran calon jargon baru Honda yang bernama New Honda Beat beberapa waktu lalu ini sebenarnya memiliki maksud lain selain bentrok kepala dengan Yamaha Mio. Namun melihat lebel harga yang dipatok sedikit lebih murah dari Honda Beat generasi sebelumnya yakni selisih tak sampai 1 juta, menurut penulis New Honda Beat ini dihadirkan untuk konsumen yang gemar melakukan aktifitas bermotor dijalanan keriting dan gelombang, nah...apa hubungannya?

New Honda Beat mengadopsi pelek jenis Spoke Wheel atawa pelek jari, sementara Honda Beat lama aplikasi pelek Cast Wheel alias pelek racing atawa pelek balok. Sejujurnya dua pelek tersebut memiliki karakter serta fungsi berbeda, tentunya akan disesuaikan dengan jalanan yang bakal kita lalui setiap hari.

Pelek jari atau Spoke wheel memiliki konstruksi relatif lentur, hal ini bisa dilihat dari sambungan jari-jari ke lingkar pelek dimana pada tiap sambungan jari tersebut tidak mati alias masih ada sedikit spelling serta bisa disetel ulang. Pelek jenis ini lebih cocok digunakan untuk jalanan yang bergelombang. Karena efek hentakan yang terjadi selama perjalanan akan diredam pada bagian jari-jari ini, lalu disalurkan pada ajrutan, sehingga getaran akan terminimalisir pada bagian stang motor.

Pelek racing alias Cast Wheel memiliki konstruksi rigid, dimana pada semua sambungan antara lingkar pelek dengan lengan pelek tersebut dibuat sambungan mati demi mempertahankan stabilitas. Sesuai dengan julukan sebagai pelek racing, sehingga lebih cocok digunakan pada track racing alias jalanan yang mulus serta minim gelombang. Pasalnya redaman yang terjadi akan dihantarkan langsung pada ajrutan, kemudian langsung bersalur pada setang setir. Maka tak heran, bila riders akan merasakan getaran lebih ’dombret’ saat melalui jalan keriting, apalagi ajrutan depan kondisinya tidak terjaga.

Sisi lain, pelek spoke wheel memiliki tampang aliran elegan berkat model serta kemilau jarinya tenggok modifikasi ala lowrider yang cenderung demen pakai pelek jari. Sementara pelek cast wheel memiliki karakter sporty-minimalis. Jadi pilih jenis skubek yang sesuai dengan karakter serta jalanan yang bakal anda lalui setiap hari.

Tekanan Angin Ban Vs BBM Dan Akselerasi. Lembek, Montok Atau Keras?




Cara bawa motor sama, tunggangan pun serupa, tetapi kok motor orang lain lebih enak dipakai, ya? Padahal sama-sama masih standar lho, enggak ada yang dikorek atau pun diubah-ubah.

Mirip adu kebut alias balapan, banyak faktor yang bikin motor bisa lebih dulu di depan. Begitu pun tunggangan sehari-hari, bisa saja lebih laju dan irit, asal tahu permasalahannya, kan?

KURANG LAJU

Boleh dibilang ada yang kerap luput dari perhatian. Perihal yang tergolong sepele padahal cukup penting. Tekanan angin ban. Biasanya, kalau terasa goyang kiri-kanan saja si karet bundar ini diperhatikan tekanan anginnya, selama belum goal-geol ya, bejek teruuus baangg...!

Seberapa penting sih, pengaruh tekanan angin ban ini buat akselerasi dan konsumsi bahan bakar? OTOMOTIF mencobanya dengan menggunakan Yamaha Sorpio Z, dengan bobot penunggang 94 kg. Tekanan angin yang digunakan ada tiga, yaitu dalam kondisi agak kempis, normal dan terlalu kencang tekanannya.

Pada kondisi agak kempis, tekanan angin ban depan 18 psi dan belakang 22 psi, sementara normal, depan 28 psi belakang 32 psi, sementara setelan agak ‘kurang ajar’ dengan ban, tekanan yang cukup bikin bantingan keras, depan 35 psi belakang 50 psi.

Sebagai perbandingannya, dilakukan pengujian akselerasi cepat dengan kecepatan 0-100 km/jam serta akselerasi pertengahan, 40-60 km/jam. Akselerasi pertengahan ini dilakukan dengan penggunaan persneling pada posisi 3 agar parameternya sama.

Pada uji coba pertama, tekanan angin ban normal yang dipakai (gbr.1), tercatat akeselerasi 0-100 km/jam dicapai dalam waktu 13,2 detik sedang akselerasi pertengahannya, 2,3 detik. Konsumsi bahan bakar pun tercapai rata-rata seliter buat 27 kilometer, dengan berbagai kondisi kecepatan.

Kemudian dilakukan pengetesan dengan ban kempis (gbr.2), akselerasi terasa berat, 0-100 dicapai lebih lama 14 detik, lantas akselerasi pertengahannya 2,8 detik. Paling kentara soal konsumsi bahan bakar, seliter dipakai dalam jarak 25 kilometer.

Lalu, pada kondisi ban terlalu keras, akselerasi tak jauh berbeda dibanding kondisi normal, yaitu 0-100 km/jam 13,6 detik, kenapa lebih lambat? Putaran roda belakang lebih banyak selip karena roda kurang menggigit.

Sementara akselerasi pertengahan tak terpaut jauh, karena putaran mesin tak teralu menyentak, 2,4 detik saja angkanya. Konsumsi bahan bakar pun tak beda yang didapat seliter untuk 27 kilometer.

Kesimpulannya, ban kempis merugikan pengendara, selain kendali motor jadi kurang baik, juga bisa memperlambat laju serta bikin boros bahan bakar, karena hambatannya lebih tinggi.

Bayangkan jika satu tangki Scorpio (13 liter) yang seharusnya bisa menempuh jarak 351 kilometer, hanya menjadi 325 kilometer.

Cukup banyak bukan? Dibanding menambah tekanan angin ban yang hanya Rp 1.000 per ban? (gbr.3) Sementara tekanan terlalu keras pun memberikan tingkat kenyamanan yang rendah, bahkan membuat beberapa komponen jadi tidak awet, seperti sokbreker, bearing as roda hingga busa jok, tetapi tidak memberikan penghematan bahan bakar atau pun akselerasi yang lebih baik.

source: otomotifnet.com

Kamis, 28 Januari 2010

Beat siap konfrontasi langsung dengan Mio?

Kabar Beat downgrade dengan pelek jari2 yg siap turun pasar sebentar lagi ini diramalkan bakal H2H dengan Mio.
Meski mengalami dongrade,namun fitur2 andalan tetap bertahan. Lantas siapkah berbabak belur di kategori skubek ini?,mengingat Nama Mio masih menjadi sbg salah satu skutik legendaris di Indonesia.
Perang strategi kubu garputala kian gencar, dgn kembali mendatangkan Rossi di Surabaya,pihak pabrikan akan mengundang 4000 pembeli Yamaha dlm periode tertentu di awal tahun ini, tentunya sbg shock terapi pendongkrak sales awal 2010.
Sementara pihak AHM gencar strategi promo 'beli honda bonus honda'.
Serbuan promo mengiurkan ini, cuma memiliki 1 target yaitu dongkrak sales Q1 di 2010. So apakah konsumen masih mudah terlena?, pilihan terbaik bisa dipertimbangkan dari after sales, service, standard mutu pelayanan, serta faktor informasi dari Mulut ke mulut yg masih cukup ampuh mempengaruhi calon konsumen.

Kamis, 21 Januari 2010

Cara Klaim Asuransi Jasa Raharja



Bro2 sekalian pasti telah paham SWDKLLJ (Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalin Jalanraya) itu lho yang biasanya mesti kita bayar saat melakukan perpanjangan pajak STNK. Sejatinya fungsi SWDKLLJ itu sebagai premi asuransi bagi pemilik kendaraan bermotor, intinya bikers pengguna jalan raya secara otomatis tercover oleh Jasa Raharja. Bisa diklaim saat bikers tertimpa musibah kecelakaan di Jalan raya, nah lantas bagimana prosedur klaim itu?

Lingkup Jaminan
UU No 33 Tahun 1964 Jo PP No 17 Tahun 1965

1.Korban yang berhak atas santunan yaitu
Setiap penumpang sah dari alat angkutan penumpang umum yang mengalami kecelakaan diri, yang diakibatkan oleh penggunaan alat angkutan umum, selama penumpang yang bersangkutan berada dalam angkutan tersebut, yaitu saat naik dari tempat pemberangkatan sampai turun di tempat tujuan
2.Jaminan Ganda
Kendaraan bermotor Umum (bis) berada dalam kapal ferry, apabila kapal ferry di maksud mengalami kecelakaan, kepada penumpang bis yang menjadi korban diberikan jaminan ganda
3.Penumpang mobil plat hitam
Bagi penumpang mobil plat hitam yang mendapat izin resmi sebagai alat angkutan penumpang umum, seperti antara lain mobil pariwisata , mobil sewa dan lain-lain, terjamin oleh UU No 33 jo PP no 17/1965
4.Korban Yang mayatnya tidak diketemukan
Penyelesaian santunan bagi korban yang mayatnya tidak diketemukan dan atau hilang didasarkan kepada Putusan Pengadilan Negeri

Prosedur Santunan
1. CARA MEMPEROLEH SANTUNAN
• Menghubungi kantor Jasa Raharja terdekat
• Mengisi formulir pengajuan dengan melampirkan :
o Keterangan kecelakaan Lalu Lintas dari Kepolisian dan atau dari instansi
berwenang lainnya.
o Keterangan kesehatan dari dokter / RS yang merawat.
o KTP / Identitas korban / ahli waris korban.
o Formulir pengajuan diberikan Jasa Raharja secara cuma-cuma

2. BUKTI LAIN YANG DIPERLUKAN

• Dalam hal korban luka.luka
o Kuitansi biaya rawatan dan pengobatan yang asli dan sah.
• Dalam hal korban meninggal dunia
o Surat kartu keluarga / surat nikah ( bagi yang sudah menikah )

3. KETENTUAN LAIN YANG PERLU DIPERHATIKAN
• Jenis Santunan
o Santunan berupa penggantian biaya rawatan dan pengobatan (sesuai ketentuan)
o Santunan kematian
o Santunan cacat tetap
• Ahli Waris
o Janda atau dudanya yang sah.
o Anak-anaknya yang sah.
o Orang tuanya yang sah
• Kadaluarsa
Hak santunan menjadi gugur / kadaluwarsa jika :
o Permintaan diajukan dalam waktu lebih dari 6 bulan setelah terjadinya kecelakaan.
o Tidak dilakukan penagihan dalam waktu 3 bulan setelah hak dimaksud disetujui
oleh jasa raharja

Meskipun sudah terlindungi oleh asuransi, namun kita harus tetap menjaga norma-norma Safety Riding, karena kesehatan dan keselamatan kita tak bisa dibandingkan nilainya oleh apapun.

Senin, 18 Januari 2010

R2 Ramai-ramai Downgrade? untuk Menjadi ‘The Best’!




Masih panas dengan tahun 2010 meskipun kondisi ekonomi nasional relatif aman, namun ATPM roda dua tetap peras otak untuk rancang strategi baru, tujuan serta misinya jelas yakni menjadi pemegang ‘Predikat Penjualan Terbaik 2010’. Paling ‘hot’ dua bebuyutan Honda vs Yamaha, yang sudah menyiapkan beberapa amunisi barunya di 2010.


Namun amunisi itu nyaris dipenuhi oleh hasil downgrade produk. Tenggok kabar dari kubu AHM tentang Honda Mega Pro 150cc yang diklaim bakal menjadi paket hemat Mega Pro 160cc, dari segi harga Honda baru 150cc ini hanya dibandrol sekitar Rp.18 juta, sementara Honda Mega Pro 160cc bermain range Rp.19,5-20,3 jutaan.

Sektor sekutik-pun, AHM juga menyiapkan Honda BeAT versi Spoke Wheel dengan bandrol harga lebih murah dari BeAT yang telah dijual sebelumnya, kabarnya BeAT pelek jari-jari itu dilego harga Rp.10-11juta, harga yang cukup pro-rakyat dengan kondisi saat ini!.


YMKI sebagai pemegang Garpu Tala alias Yamaha juga telah merilis Yamaha Byson 150cc yang bakal dilego sekitar Rp.18 juta. Kabar Yamaha Byson sudah melalang buana sejak pertengahan tahun 2009, adik Yamaha Vixion ini bergaya khas motor India dengan tudung lampu lebar dan tangki melengkung bak punuk unta.

Apabila Yamaha Bison benar dijual dengan range Rp.18juta...dengan model yang benar-benar telah disebarkan itu, maka Bison bakal mendapatkan respon lebih positif karena modelnya selain berkarakter dan lebih modern, design knalpot juga bikin terpesona berkat comot model knalpot R-6.


Bagimana dengan Honda 150cc sendiri?, sepintas modelnya memang tak jauh beda dari Honda Megapro, diasalnya bernama Honda Unicorn yang sudah dipasarkan untuk area India. Perbedaan mencolok disektor sokmono nya, apabila AHM benar-benar mengaplikasi sokmono di senjata barunya ini, tak menutup kemungkinan pasar turut meliriknya.


Perlu diingat, bahwa karakter pemakai motor di Indonesia ialah berboncengan 3 orang (bapak-ibu-1anak) dan belum lagi motor sebagai transportasi niaga harian. Sejatinya motor diperuntukan untuk maksimal 2 orang, namun asas itu masih susah diterapkan, coba bro lihat pemudik motor saat musim lebaran, cukup banyak 1 motor ditumpangi oleh 3 atau 4 orang sekaligus. Maka diperlukan produk motor yang handal dalam menghadapi masalah itu. Ini salah satu alasan mengapa pabrikan enggan menelorkan banyak varia motor sokmono.


Fenomena downgrade ini memang tuntutan pasar, supaya konsumen bisa beli motor dengan harga yang terjangkau. Motor selain sebagai fungsi alat transportasi juga telah menjadi bagian dari gaya hidup. Dan konsumen sudah lebih pintar dan kritis, jadi kembali kepihak pabrikan dalam menjaga kualitas dan servicenya. Serta bagimana produsen merangkul serta menjaga kelangsungan komunitas konsumennya.