Halaman

blogads

Sabtu, 29 November 2008

Ayo, Tebak. Apa Merek Motor Ini?


Tidak ada lagi identitas untuk mengenali, apa merek motor ini? Biasanya, sekalipun dimodifikasi ekstrem, dari blok mesin bisa ketahuan. Atau lampu depan, tapi malah mirip Ducati Monster. Semua ciri itu sudah lenyap .

“Fairing yang benar-benar menutupi seluruh bodi, nggak hanya setengah,” jelas Arno dan Ardi dari Amoba Fiber Planet yang bikin ide edan ini. Bentuknya yang mirip motor balap ini menggunakan bahan fiber yang terinspirasi dari Honda CBR400. Ayo, tebak lagi dari sisi yang mana?

Ketika Arno dan Ardi ditanya, “Idenya saja sih. Semua dicustom ulang demi menyesuaikan bentuk buritan yang murni ide sendiri,” jawab Arno. Seperti fairing depan yang besar, ternyata terdiri dari 3 sambungan agar mudah dalam proses pembuatannya.

Diakui oleh Arno kalau sosok motor terlihat nggak optimal. Namun ia menjamin saat dibesut tetap stabil walau cover gede begitu. “Tetap tabil karena memperhatikan lekukan dan dibuat juga lubang udaranya,” tegas Ardi.

Kisi-kisi udara di samping yang cukup lebar untuk meminimalisir turbulensi udara. Selain mempermanis tampilan secara keseluruhan. Termasuk aliran udara ke mesin supaya tidak overheat lantaran tidak memakai radiator layaknya motor sport moge.

Bodi yang gambot tentu harus disesuaikan dengan kaki-kaki subur juga. Ini memang dipahami oleh kedua Arek Malang ini. Supaya kelihatan besar, “Sokbreker standar yang depan ditutup pakai kondaom dari bahan fiber. Jadinya kan lebih gendut,” cerita keduanya.

Sementara pelek, keduanya mengaku buat sendiri alias custom. “Ngerol besinya harus benar supaya jalannya lurus. Yang penting tapaknya lebar,” cerocos Arno. Sayang, desain joknya ala sofa, kurang pantas dengan bentuk bodi. “Malah sekarang jadi nggak cocok buat balap, ya,” aku Ardi.

Namun dari hasil karya Arno dan Ardi ini yang patut diacungi jempol adalah pemilihan cat dan grafis. Sadar kalau bodi motor bongsor, maka warna dasarnya dipilih putih. Ditambah coretan airbrush maka efek gendut tadi kian dieliminir lagi.

Tapi, ngomong-ngomong, merek motor apa? Supaya nggak penasaran, Honda Mega Pro 2003. (Endar)

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Duro 110/60-17
Ban belakang : Batlax 190/50 x 17
Pelek depan : Hand made
Pelek belakang : Hand made
Sok depan : Custom
Sok belakang : YSS
Swing-arm : CBR400
Karburator : RX-King
Amoba Fiber Planet : 0856-357-6002

Grand Final OMR Suzuki Pertamina Surabaya


OTOMOTIFNET - Meskipun bentrok dengan jadwal Indoprix yang berlangsung di Karting Sentul, putaran final One Make Race Suzuki 2008 di sirkuit Park Kenjeran, Surabaya tetap berjalan ketat dan meneganggkan. Absennya beberapa pembalap papan atas Suzuki tidak mengganggu perseteruan 196 starter selama partai puncak ini berlangsung. Bahkan saking ngototnya, beberapa pembalap terkapar mencium aspal dan harus ditandu keluar sirkuit.

Persaingan di kelas bergengsi Shogun 125 cc TU-Seeded termasuk paling ketat. Wahyu Widodo pembalap nomor start 16 asuhan tim AHRS terus mendapat tekanan sejak putaran pertama oleh Firman Farera dan Juni A.S, pembalap asal Jawa Timur.

Namun kedigdayaan Wahyu Widodo di atas Shogun 125 terlalu kuat untuk ditaklukkan rival-rivalnya. Bahkan Tak hanya dikelas itu saja, nama Wahyu Widodo juga mendominasi dua kelas lain yakni Smash 110 cc TU-Seeded dan Satria FU 150 cc TU-Seeded. “Ini merupakan hasil kerja keras tim dan yang terpenting juga keberanian mental untuk melibas tikungan tajam disini,” papar Wahyu, usai balap.

Satu-satunya pembalap seeded asal Jawa Timur yang sukes meraih podium tiga besar yakni Juni A.S asal Kediri. Sementara nama lama, Jeany Harmono dari tim Suzuki Jatim JHOO harus puas menempati posisi kedelapan kelas Smash 110 cc TU-Seeded.

“Dalam dunia balap memang diperlukan skill ketepatan, meski mesin sudah memberikan performa terbaiknya tapi kalau pembalapnya ragu maka akan gagal menang,” pungkas Juni dari tim Suzuki Jatim Kediri.

Untuk total seri 2009, OMR Suzuki direncanakan akan digelar sebanyak 15 seri. “Kemungkinan besar akan diadakan di daerah Jabar non Jakarta dan daerah Sulawesi,” bocor Helmy Sungkar selaku promoter yang pada seri kali ini mengaku kecewa karena benturan jadwal Indoprix.

Penulis/Foto : Endar