Halaman

blogads

Senin, 29 Juni 2009

Tambah Trophy, Modifikasi Makin Berani


Kota Surabaya dipilih menjadi tuan rumah gelaran perdana kontes modifikasi Djarum Black Autoblackthrough 2009 (ABT). Bertempat di Gramedia Expo, selama dua hari penuh (16-17 Mei) para kontestan luruh dalam serangkaian acara yang disetting sangat luar biasa.

Meskipun ABT 2009 digelar tanpa memilih tema tertentu seperti gelaran tahun sebelumnya, namun dengan konsep minimalis justru bisa merefleksikan jiwa kreatif penghobi dunia modifikasi mobil. Tercatat sebanyak 81 mobil ikut serta memamerkan ubahan pemikat mata.

“Memang jumlah peserta tidak sebanyak tahun lalu, tapi mereka yang tampil sekarang karyanya lebih bagus dan lebih berani,” jelas David Setiawan, panitia ABT 2009.

BT kali ini berjalan dengan regulasi baru yang tercantum pada passport ABT 2009. Jumlah trophy diperebutkan berubah dari 80 menjadi 132 buah. Langkah ini membuat regulasi kontes modifikasi semakin mendekati sempurna. Gelar terhormat tetap bertitle The King untuk tiap kota. Tapi masih ada gelar di atasnya The King yaitu The Champion of Djarum Black Autoblackthrough

Selain kontes modifikasi, juga disuguhkan atraksi adu power mesin dan kontes audio. Jika sebelumnya hanya Dyno Attraction 2WD, kali ini berubah menjadi Dyno Attraction 4WD. Berikut ini adalah sebagian foto kemeriahan ABT Surabaya 2009.

penulis/foto: Endar
publish: otomotifnet.com (18/05/09)

Satu Dragster Maksimal Lima Kelas



Drag Bike memang bukan Road Race yang memberlakukan kelas Seeded dan Pemula, tak heran beberapa nama-nama dragster kawakan selalu menjejali podium di beberapa event resmi Drag Bike.

Sebut saja nama Eko Chodox dragster Semarang, Marcel Sinyo dragster yang kini berlabuh di Sekti Motor Madiun, dan Rizki Unyil dragster tim Rudy Jaya Bofas Ngalam.

“Penampilan bintang-bintang dragster tersebut memang selalu ditunggu oleh penonton, namun tidak bagi dragster pemula,” buka Bambang Haribowo. Lho kok? Aksi dragster-dragster kawakan tersebut kerap membuat dragster pemula keder dan enggan lagi meneruskan karir di dunia balap satu arah atau drag bike. Hal ini disebabkan tidak ada batasan alias kategori bagi dragster saat terjun event resmi drag bike.

Beberapa tim yang mengawaki dragster senior itu kerap rakus saat pemilihan kelas drag bike, dari 13 kelas mereka mendaftarkan diri sebanyak 12 kelas. Alhasil bercampur aduk dengan tim sekaligus dragster pemula.

Tapi tidak untuk tahun ini, kali ini Bols Automotive yang terpilih sebagai penyelenggara Kejurnas Drag Bike Region Jawa Timur menerapkan aturan satu dragster maksimal mengikuti lima kelas dari 13 kelas yang dikompetisikan. Tujuannya jelas untuk memberikan peluang lebih lebar bagi tim dan dragster pemula, sehingga segera muncul nama-nama baru dragster nasional.

“Aturan satu pembalap maksimal lima kelas sudah diterapkan sejak seri perdana ini dan masuk di Juklak Pengda IMI Jatim, namun masih sebatas region Jawa Timur saja. Harapannya aturan baru ini bisa diterapkan secara nasional kelak,” terang Bambang ‘Kapten’.

Aturan main baru tersebut disambut sumeringah oleh beberapa dragster pemula yang niat terjun total di karir adu cepat. “Dengan aturan baru tersebut, kami bisa memiliki peluang lebih besar untuk cetak prestasi, semoga aturan ini segera diterapkan resmi secara nasional,” sambut Rian, dragster kelas Pemula asal Mojokerto.

Pendapat serupa dilontarkan Nanang Purwanto dragster asal Gresik, “Ini baru kompetisi yang ideal karena tim-tim kecil diberikan peluang lebih besar untuk unjuk diri, dan tidak lagi didominasi tim-tim kawakan”.

Penulis/foto: Endar
publish: otomotifnet.com (17/3/09)

Senin, 02 Februari 2009

Launching Honda Revo di Surabaya


OTOMOTIFNET - Sehari setelah peluncuran Honda Revo 110 secara nasional di Jakarta pada hari Jumat lalu. Honda Revo 110 juga dilaunching di daerah-daerah. Seperti yang dilakukan oleh PT Mitra Pinasthika Mutiara (MPM), main dealer Honda wilayah Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur, di Surabaya pada hari Sabtu lalu (31/1).

Meramaikan acara launching yang berlangsung di Royal Plaza ini di hadirkan bintang tamu grup Project Pop, tak salah bila sekitar 1000 penggunjung berbagai usia langsung merayap untuk menyaksikan penampilan Poject Pop sekaligus melihat lebih dekat Honda Revo 110.

Sesi test ride yang dilakukan didepan lokasi acara turut diminati oleh beberapa penggunjung. “Tenaganya lebih responsive dan handlingnya lebih nyaman, kelihatannya cukup lincah buat melintas di kemancetan Surabaya” terang Rahmad yang berprofesi sebagai sales motoris usai test ride.

“Modelnya lebih sporty dan larinya gak berat lagi seperti motor Honda sebelumnya” cuap Adam, pemilik bengkel motor umum yang ikut dalam sesi ini.

Honda Revo 110 untuk Jawa Timur dibandrol harga on the road Rp.12.000.000,- untuk tipe spoke, jenis Casting wheel Rp.13.200.000 sementara jenis deluxe casting wheel Rp. 13.800.000,-.

Penulis/Foto:Endar
publish Otomotifnet

Kamis, 08 Januari 2009

Cepot...cewek knalpot..bukan cewek kempot...




Putih, mulus, rambut panjang dan wangi menggoda enggak membuat Annisa Nurlita ogah naik motor. Malah sebaliknya, ngebet banget punya cowok yang naik motor dan doyan turing. Sayang belum kesampaian!

“Bukan karena gagahnya, tapi kalau pakai motor kan benar-benar berdua. Panas atau hujan dinikmati bersama,” katanya sentimentil.

Apalagi kalau naik Ninja 250R seperti yang nemenin cewek nengok dipanggil Icha ini berfoto. Dada ketemu punggung pastinya bakal nempel terus. Langsung deh geber abieeesss.

Informasi tambahan lain, cewek asli Bandung ini sekarang memang lagi mengejar mimpi di Jakarta. Sejumlah undangan casting, pemotretan maupun sinetron giat dilakoni dara 21 tahun ini.

Tidak heran jika macet Jakarta sudah mulai akrab buatnya. Tapi karena masih mengandalkan roda 4, Icha mengaku suka iri campur gondok lihat motor. “Tetap lincah di tengah kemacetan,” keluh sulung dari 4 bersaudara ini.

Hingga kini, pemilik postur badan 160 cm dan berat 42 kg ini mau banget diajak keliling Jakarta naik motor. “Belum ada yang mau ngajak aja,” lirihnya manja.

Mau?

source : motorplus
Penulis/Foto : Nurfil/M. David

Senin, 05 Januari 2009

Pusat Pelek Racing Bekas di Surabaya


Spesial buat otoneters yang gemar gonta-ganti pelek racing. Tak ada salahnya tenggok di lapak bursa pelek racing bekas di kawasan Barata Jaya, Surabaya. Ada lima stand yang menyediakan berbagai model pelek dengan kondisi masih 75%. “Pelek yang dijual kondisinya masih layak, paling cuma bagian cat atau polesnya yang agak kusam,” papar Rudi, pemilik lapak Assam Ha.

Lewat pengamatan OTOMOTIFNET.COM rata-rata kondisi pelek racing bekas yang didagangkan cukup layak pakai. Tidak ada bagian pelek yang pecah atau bengkok. Pemilik lapak memaparkan sebelum beli pelek second dilakukan pemeriksaan kondisi, “tidak sembarang pelek yang kami beli, karena kalau peleknya sudah cacat tidak bisa jual kembali,” jelasnya.

Bahkan H. Udin, pemilik lapak Menara Motor yang sudah buka 15 tahun tersebut boleh dibilang memiliki koleksi terlengkap. Untuk stok pelek bekas ini, H. Udin rajin hunting ke Jakarta dan beberapa rumah modifikasi di Surabaya. “ Banyak anak-anak modifikasi yang kerap datang kesini untuk belanja pelek atau sekedar order model tertentu,” promosi H. Udin.

Sebelum pelek diperjual- belikan, terlebih dulu dipoles ulang. Hasilnya pelek bekas terlihat tetap cling. “Cuma diproses sedikit aja kok. Misalnya kalau ada cat yang terkelupas tinggal ditimpa cat senada,” bisik Rudi.

Harga paket yang ditawarkan untuk pelek racing bekas tersebut mulai Rp 1 – 7 juta. Tentu harga bandrol tidak paten alias bisa nego. Selain menyediakan pelek racing juga menyediakan ban radial second tapi bukan hasil vulkanisir. Sementara harga ban dibandrol perbiji bekisar mulai Rp 125 ribu.

Masih terasa harga mahal? Jangan takut, di bursa pelek bekas juga menerapkan sistem barter. Bagi modified addict yang bosan dengan tampilan pelek racing lama bisa tukar dengan pelek racing model lain. Pastinya otonetters harus pandai menawar.

Penulis/Foto : Endar

Sabtu, 29 November 2008

Ayo, Tebak. Apa Merek Motor Ini?


Tidak ada lagi identitas untuk mengenali, apa merek motor ini? Biasanya, sekalipun dimodifikasi ekstrem, dari blok mesin bisa ketahuan. Atau lampu depan, tapi malah mirip Ducati Monster. Semua ciri itu sudah lenyap .

“Fairing yang benar-benar menutupi seluruh bodi, nggak hanya setengah,” jelas Arno dan Ardi dari Amoba Fiber Planet yang bikin ide edan ini. Bentuknya yang mirip motor balap ini menggunakan bahan fiber yang terinspirasi dari Honda CBR400. Ayo, tebak lagi dari sisi yang mana?

Ketika Arno dan Ardi ditanya, “Idenya saja sih. Semua dicustom ulang demi menyesuaikan bentuk buritan yang murni ide sendiri,” jawab Arno. Seperti fairing depan yang besar, ternyata terdiri dari 3 sambungan agar mudah dalam proses pembuatannya.

Diakui oleh Arno kalau sosok motor terlihat nggak optimal. Namun ia menjamin saat dibesut tetap stabil walau cover gede begitu. “Tetap tabil karena memperhatikan lekukan dan dibuat juga lubang udaranya,” tegas Ardi.

Kisi-kisi udara di samping yang cukup lebar untuk meminimalisir turbulensi udara. Selain mempermanis tampilan secara keseluruhan. Termasuk aliran udara ke mesin supaya tidak overheat lantaran tidak memakai radiator layaknya motor sport moge.

Bodi yang gambot tentu harus disesuaikan dengan kaki-kaki subur juga. Ini memang dipahami oleh kedua Arek Malang ini. Supaya kelihatan besar, “Sokbreker standar yang depan ditutup pakai kondaom dari bahan fiber. Jadinya kan lebih gendut,” cerita keduanya.

Sementara pelek, keduanya mengaku buat sendiri alias custom. “Ngerol besinya harus benar supaya jalannya lurus. Yang penting tapaknya lebar,” cerocos Arno. Sayang, desain joknya ala sofa, kurang pantas dengan bentuk bodi. “Malah sekarang jadi nggak cocok buat balap, ya,” aku Ardi.

Namun dari hasil karya Arno dan Ardi ini yang patut diacungi jempol adalah pemilihan cat dan grafis. Sadar kalau bodi motor bongsor, maka warna dasarnya dipilih putih. Ditambah coretan airbrush maka efek gendut tadi kian dieliminir lagi.

Tapi, ngomong-ngomong, merek motor apa? Supaya nggak penasaran, Honda Mega Pro 2003. (Endar)

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Duro 110/60-17
Ban belakang : Batlax 190/50 x 17
Pelek depan : Hand made
Pelek belakang : Hand made
Sok depan : Custom
Sok belakang : YSS
Swing-arm : CBR400
Karburator : RX-King
Amoba Fiber Planet : 0856-357-6002

Grand Final OMR Suzuki Pertamina Surabaya


OTOMOTIFNET - Meskipun bentrok dengan jadwal Indoprix yang berlangsung di Karting Sentul, putaran final One Make Race Suzuki 2008 di sirkuit Park Kenjeran, Surabaya tetap berjalan ketat dan meneganggkan. Absennya beberapa pembalap papan atas Suzuki tidak mengganggu perseteruan 196 starter selama partai puncak ini berlangsung. Bahkan saking ngototnya, beberapa pembalap terkapar mencium aspal dan harus ditandu keluar sirkuit.

Persaingan di kelas bergengsi Shogun 125 cc TU-Seeded termasuk paling ketat. Wahyu Widodo pembalap nomor start 16 asuhan tim AHRS terus mendapat tekanan sejak putaran pertama oleh Firman Farera dan Juni A.S, pembalap asal Jawa Timur.

Namun kedigdayaan Wahyu Widodo di atas Shogun 125 terlalu kuat untuk ditaklukkan rival-rivalnya. Bahkan Tak hanya dikelas itu saja, nama Wahyu Widodo juga mendominasi dua kelas lain yakni Smash 110 cc TU-Seeded dan Satria FU 150 cc TU-Seeded. “Ini merupakan hasil kerja keras tim dan yang terpenting juga keberanian mental untuk melibas tikungan tajam disini,” papar Wahyu, usai balap.

Satu-satunya pembalap seeded asal Jawa Timur yang sukes meraih podium tiga besar yakni Juni A.S asal Kediri. Sementara nama lama, Jeany Harmono dari tim Suzuki Jatim JHOO harus puas menempati posisi kedelapan kelas Smash 110 cc TU-Seeded.

“Dalam dunia balap memang diperlukan skill ketepatan, meski mesin sudah memberikan performa terbaiknya tapi kalau pembalapnya ragu maka akan gagal menang,” pungkas Juni dari tim Suzuki Jatim Kediri.

Untuk total seri 2009, OMR Suzuki direncanakan akan digelar sebanyak 15 seri. “Kemungkinan besar akan diadakan di daerah Jabar non Jakarta dan daerah Sulawesi,” bocor Helmy Sungkar selaku promoter yang pada seri kali ini mengaku kecewa karena benturan jadwal Indoprix.

Penulis/Foto : Endar