Kamis, 08 Januari 2009
Cepot...cewek knalpot..bukan cewek kempot...
Putih, mulus, rambut panjang dan wangi menggoda enggak membuat Annisa Nurlita ogah naik motor. Malah sebaliknya, ngebet banget punya cowok yang naik motor dan doyan turing. Sayang belum kesampaian!
“Bukan karena gagahnya, tapi kalau pakai motor kan benar-benar berdua. Panas atau hujan dinikmati bersama,” katanya sentimentil.
Apalagi kalau naik Ninja 250R seperti yang nemenin cewek nengok dipanggil Icha ini berfoto. Dada ketemu punggung pastinya bakal nempel terus. Langsung deh geber abieeesss.
Informasi tambahan lain, cewek asli Bandung ini sekarang memang lagi mengejar mimpi di Jakarta. Sejumlah undangan casting, pemotretan maupun sinetron giat dilakoni dara 21 tahun ini.
Tidak heran jika macet Jakarta sudah mulai akrab buatnya. Tapi karena masih mengandalkan roda 4, Icha mengaku suka iri campur gondok lihat motor. “Tetap lincah di tengah kemacetan,” keluh sulung dari 4 bersaudara ini.
Hingga kini, pemilik postur badan 160 cm dan berat 42 kg ini mau banget diajak keliling Jakarta naik motor. “Belum ada yang mau ngajak aja,” lirihnya manja.
Mau?
source : motorplus
Penulis/Foto : Nurfil/M. David
Senin, 05 Januari 2009
Pusat Pelek Racing Bekas di Surabaya
Spesial buat otoneters yang gemar gonta-ganti pelek racing. Tak ada salahnya tenggok di lapak bursa pelek racing bekas di kawasan Barata Jaya, Surabaya. Ada lima stand yang menyediakan berbagai model pelek dengan kondisi masih 75%. “Pelek yang dijual kondisinya masih layak, paling cuma bagian cat atau polesnya yang agak kusam,” papar Rudi, pemilik lapak Assam Ha.
Lewat pengamatan OTOMOTIFNET.COM rata-rata kondisi pelek racing bekas yang didagangkan cukup layak pakai. Tidak ada bagian pelek yang pecah atau bengkok. Pemilik lapak memaparkan sebelum beli pelek second dilakukan pemeriksaan kondisi, “tidak sembarang pelek yang kami beli, karena kalau peleknya sudah cacat tidak bisa jual kembali,” jelasnya.
Bahkan H. Udin, pemilik lapak Menara Motor yang sudah buka 15 tahun tersebut boleh dibilang memiliki koleksi terlengkap. Untuk stok pelek bekas ini, H. Udin rajin hunting ke Jakarta dan beberapa rumah modifikasi di Surabaya. “ Banyak anak-anak modifikasi yang kerap datang kesini untuk belanja pelek atau sekedar order model tertentu,” promosi H. Udin.
Sebelum pelek diperjual- belikan, terlebih dulu dipoles ulang. Hasilnya pelek bekas terlihat tetap cling. “Cuma diproses sedikit aja kok. Misalnya kalau ada cat yang terkelupas tinggal ditimpa cat senada,” bisik Rudi.
Harga paket yang ditawarkan untuk pelek racing bekas tersebut mulai Rp 1 – 7 juta. Tentu harga bandrol tidak paten alias bisa nego. Selain menyediakan pelek racing juga menyediakan ban radial second tapi bukan hasil vulkanisir. Sementara harga ban dibandrol perbiji bekisar mulai Rp 125 ribu.
Masih terasa harga mahal? Jangan takut, di bursa pelek bekas juga menerapkan sistem barter. Bagi modified addict yang bosan dengan tampilan pelek racing lama bisa tukar dengan pelek racing model lain. Pastinya otonetters harus pandai menawar.
Penulis/Foto : Endar
Langganan:
Postingan (Atom)