Halaman

blogads

Selasa, 15 April 2008

Test Ride Honda City Sport One (CS-1)


PT Astra Honda Motor (AHM) ngajak MOTOR Plus untuk jajal langsung varian terbaru mereka, Honda City Sport One (CS-1) di Kenjeran, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (6/4-2008). Mmmm...? Di sirkuit permanen! Bawa baju balap, pasti! Jugaalat pencatat kecepatan dan jarak, Vericom VC-3000. Kan, sirkuit balap. Tes maksimal namun cidera minim. Iya kan?

Melihat sosok yang katanya merupakan spesies baru ini, awalnya timbul keraguan. Gimana nggak? Disebut bebek, ogah! Dibilang sport murni tidak. Karena secara kasat mata, antara jok dengan setang nggak dipadu tangki bensin sejatinya motor sport. Sedang tangki bensin di CS-1, ada di bawah jok pengendara.

Makanya jujur, sedikit ragu, buat ajak CS-1 rebah di sirkuit penuh tikungan kanan-kiri juga chicane. Siswanto Prawiroatmodjo, Vice President Director AHM menantang. “Silakan ditekuk. Asal berani aja,” ungkap pria guanteng ini. Ketimbang ragu mending jajal sekalian ya! Percuma kaki sudah menjejak aspal mulus Kenjeran.

Meski AHM sudah siapkan perlengkapan berkendara, Em-Plustetap main aman. Artinya, perlengkapan tes motor redaksi dikeluarkan dari tas dan langsung dipakai. Sebab sebelumnya, sudah janji pada diri sendiri buat push CS-1 sampai limitnya!

Kelar bersiap diri, tiba waktunya coba species baru. Macam senjata sudah dikokang, tinggal bidik dan ditembakkan. Putar kunci kontak, telapak tangan kanan kadung genggam grip gas. Sembari pencet elektrik starter dengan jempol, telinga dengar suara knalpot berbeda dari pipa buang gaya racing. Suaranya lembut, Bro!

Injak tuas persneling depan, masuk gigi satu. Ketika mau keluar dari paddock, eh ditahan dulu! Taunya, disuruh tunggu peserta test lainnya. Karena satu sesi pengetesan, mengitari sirkuit Kenjeran 3 lap beserta 5 rider. Terpaksa, gigi dibalikkan ke posisi netral.

Oke, namanya peraturan kudu ditaati. Sembari nunggu, mata tertuju terus ke panel spidometer canggih. Ya, panel bulat dengan angka kecepatan digital di tengahnya. Plus, rpm yang mengitari angka kecepatan itu.

Lihat ke sebelah kiri angka kecepatan, ada indikator temperatur mesin kapasitas murni 124,7 cc yang dilengkapi pendingin air. Sedang sebelah kanan, indikator bensin. Terakhir, bagian bawah! Indikator persneling. Semua, serba digital!

Tiba-tiba, lengan kiri ditepuk beri tanda boleh masuk ke lintasan. Mantap! Akhirnya, berjalan bersama spesies baru nih. Sedikit memanaskan ban, motor dibuat berjalan zig-zag. Begitu siap, langsung dipacu.

Wush...

Endar
Terbit Motorplus edisi 476

Rabu, 09 April 2008

Kolektor Sekaligus Pebisnis


Yogyakarta salah satu pusat tempat kolektor barang antik. Termasuk kolektor motor klasik berada di kota sultan itu. Salah satunya Yudi Kasim, kolektor sekaligus penikmat bisnis motor klasik asal DIY. Dia mulai langkah bisnis motor lawas sejak 1993.

Dimulai dari tawaran seorang kerabat yang order mencarikan motor lawas. Melihat peluang menggiurkan dalam bisnis motor antik, langsung muncul ide buka showroom khusus. Resmi dibuka tiga tahun silam di kawasan Malioboro. Motor dan spare-parts motor klasik dipajang rapi di etalase.

Salah satu koleksinya mesin motor diesel pertama di dunia. Keluaran Lohmann diproduksi 1949 dengan kapasitas 18 cc made-in Jerman. “Ini salah satu tonggak sejarah revolusi teknologi motor dunia. Bayangkan pada 1949 Jerman sudah membuat motor bermesin diesel meski kapasitasnya hanya 18 cc,” ujar Yudi yang ramah ini.

Satu lagi koleksi motor lawas yang memiliki kisah tersendiri. DKW RT III 1930, untuk mendapatkan motor idaman ini harus berjuang keras merayu kerabat dekatnya. Supaya motor incaran bisa turut melengkapi koleksi showroom.

Lokasi showroom yang strategis terbukti membawa hoki tersendiri. Pasalnya beberapa turis asing yang berlibur di Jogja ada yang menyempatkan diri mampir untuk sekadar melihat-lihat. Bahkan order motor lawas di showroom Marcopolo Antique ini.

Menguntungkan lagi, Indonesia negara yang masih banyak menyimpan bukti sejarah motor di dunia. Ini tidak terlepas dari kedatangan sekutu Inggris, Belanda dan Jepang semasa penjajahan dulu. So tidak heran beberapa pabrikan motor kerap mengirim agen untuk mencari motor produksinya ketika Perang Dunia II. Salah satunya Ducati yang sempat order ke Marcopolo Antique. Tentu untuk beli part Ducati lawas yang sudah ngak diproduksi lagi. (endar)

Marcopolo Antique
Jl. Sosrowijayan, No. 11, Yogyakarta
Telepon (0274) 587636

Terbit di Motorplus Edisi 475

Selasa, 01 April 2008

Buell Chronos Streetfighter Full Custom


Virus streetfighter kian ganas, coba brother lihat salah satu terapan custom petarung jalanan Buell XB-RR yang cukup brutal dan khusus dirancang untuk drag race. Sejatinya Streetfighter memang menonjolkan lekukan mesin Buell, sedangkan tampang menyesuaikan karakter mesin berkapasitas 1125 cc- DOHC V-Twin, tidak aneh bila body berkesan minimalis. Pandang lekukan berliuk leher knalpot seperti ular phyton yang sedang meremuk tulang mangsanya.

Bodywork dari tangki hingga single seater tersambung tanpa celah. Sasis orsi harus dipangkas hingga menyisakan setengahnya untuk menempatkan jok. Pemasangan Deltabox almunium big size sukses memperbaiki estetika Buell yang berjuluk Chronos Streetfighter.

Sektor pelibas aspal tetap mempertahankan up side down di bagian kaki depan serta balutan karet ban gambot, sementara kaki buritan comot monosok rebahan ala Softail yang dipadu lengan ayun. Finishing signle seater kulit merah maron padu padan kelir body putih mutiara, serta pelek air brush grafis bendera Amrik semakin mendongkrak tampang garangnya.